Kabar Digital

Berita Masa Kini

Batalkan ke Kamboja, Pemuda Ini Ngaku Diancam Pekerja Judi Online di Binjai

KABAR DIGITAL, BINJAI — Seorang pemuda berinisial RZ (19) asal Binjai nyaris menjadi korban sindikat perdagangan orang untuk dipekerjakan sebagai admin judi slot di luar negeri Kamboja. Karena membatalkan niatnya untuk berangkat, RZ pun langsung diancam harus memulangkan seluruh biaya pembuatan paspor oleh penyalur yang merupakan seorang perempuan dewasa berinisial AT warga Tandam Hulu, Kec. Hamparan Perak, Kab. Deliserdang.

 

“Karena saya batal ikut berangkat kerja ke Kamboja, sekarang ibu (penyalur) itu memaksa orang tua saya untuk memulangkan biaya pengurusan paspor sebesar Rp 3 juta. Kalau tidak dipulangkan, dia ngancam mau melaporkan saya dan ngeblok data saya,” kata RZ kepada wartawan di kediamannya di Jalan Flores, Lingk II, Kel. Kebun Lada, Kec. Binjai Utara, Minggu (19/5/2024) siang.

 

Dijelaskan RZ, kejadian ini bermula saat dirinya mendapat kabar adanya lowongan pekerjaan di Kamboja oleh temannya yang sudah lama bekerja disana. Tergiur dengan jumlah gaji yang diterima sebesar Rp 7 juta per bulan, RZ pun meminta temannya untuk mengirimkan nomor telepon penyalur di Binjai yang bisa dihubunginya.

Berita Lainnya :  9 Unit Rumah Terbakar di Jalan Flamboyan Raya

 

“Gitu dapat nomor hapenya langsung kuhubungi ibu itu, kubilang apa benar ibu bisa bantu berangkatkan aku kerja ke Kamboja. Lalu, ibu itu nyuruh aku datang ke rumahnya di Tandem,” ujarnya.

 

Terhitung sudah tiga kali RZ datang ke rumah penyalur untuk proses pemberangkatan kerjanya ke Kamboja. Mereka pertama kali bertemu pada Tanggal 19 April 2024 di rumah si penyalur.

 

RZ bersama 25 orang lainnya tergabung dalam satu kelompok yang rencananya akan diberangkatkan pada 21 Mei 2024 ini. Kabarnya disana mereka akan dipekerjakan sebagai admin judi slot di Kamboja dengan gaji Rp 7 juta sebulan.

 

“Untuk biaya pemberangkatan dari sini tidak ada bang, tapi nanti setelah kerja disana baru gaji kami dipotong dengan cara dicicil,” katanya.

Berita Lainnya :  Badan Pusat Statistik Sumatera Utara resmikan Aplikasi ALUSI

 

Dijelaskannya, untuk masuk ke Kamboja, mereka terlebih dahulu diberangkatkan ke Malaysia dengan alasan sebagai pelancong yang ingin liburan. Nah, setelah beberapa hari di Malaysia barulah mereka diberangkatkan ke Kamboja.

 

“Makanya dalam surat pernyataan izin untuk membuat paspor yang ditulis bukan untuk bekerja, melainkan wisata. Itu juga yang buat orang tua saya jadi ragu memberikan izin saya untuk berangkat ke Kamboja, makanya gak jadi,” kata RZ

 

Setelah membatalkan niatnya berangkat ke Kamboja karena tidak diizinkan orang tuanya, kini RZ dipusingkan oleh sikap penyalur yang memaksa minta uang pembuatan paspor dikembalikan. Kata RZ, orang tuanya bahkan sampai memohon-mohon diberikan waktu supaya bisa mengembalikan uang tersebut.

Berita Lainnya :  Tingkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat, TP PKK Muba Pembinaan PHBS dan Kader Posyandu

 

“Darimana orang tua saya dapat uang sebanyak itu bang. Makanya saya minta bantuan abang ini, cemanalah caranya supaya ibu (penyalur) itu tidak lagi ngancam dan nakut-nakuti kami supaya uangnya dibalikkan,” sebut RZ.

 

Menanggapi ini, Tokoh Pemuda Kebun Lada, Denni Prasetia meminta ketegasan dari pihak kepolisian Polres Binjai untuk segera bertindak membongkar sindikat penyalur dalam dugaan kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) jaringan Kamboja di Binjai.

 

“Kasian sudah banyak anak-anak muda di Binjai yang menjadi korban para pelaku perdagangan manusia jaringan Kamboja. Makanya polisi harus segera bertindak untuk menangkap para pelakunya,” ujarnya. (bay)