KABAR DIGITAL — Baru-baru ini, perhatian masyarakat berfokus pada temuan pestisida dalam anggur muscat oleh otoritas pangan Thailand. Temuan ini menciptakan perbincangan hangat di berbagai platform media sosial. Banyak orang yang khawatir terutama bagi mereka yang telah mengonsumsi produk ini.
Seiring dengan meningkatnya kesadaran publik tentang keamanan pangan, kasus ini menjadi perhatian serius yang memicu diskusi di berbagai kalangan. Seorang epidemiolog, Dicky Budiman, menekankan bahaya pestisida sistemik seperti triasulfuron dan tetraconazole yang dapat terserap ke dalam jaringan buah. Penting untuk memahami bahwa jika kandungan pestisida dalam anggur melebihi batas aman, maka dapat berakibat serius bagi kesehatan konsumen.
“Paparan terhadap pestisida yang berlebihan bisa berdampak negatif tidak hanya pada sistem pencernaan, tetapi juga pada sistem saraf. Dalam jangka panjang, konsumsi yang terus-menerus bahkan dapat meningkatkan risiko kanker,” jelas Dicky saat dihubungi.
Kejadian ini menyoroti pentingnya pengawasan ketat terhadap produk pangan, khususnya yang diimpor. Dicky menegaskan perlu adanya sinergi antara BPOM, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Kesehatan untuk memastikan semua produk pangan yang beredar di masyarakat aman untuk dikonsumsi.
Dicky menyarankan agar pemerintah menerapkan regulasi dan pengawasan yang lebih ketat untuk melindungi kesehatan masyarakat. “BPOM berperan penting dalam mengawasi residu kimia atau pestisida dalam pangan, termasuk anggur muscat. Sementara itu, Kementerian Pertanian harus memastikan bahwa semua produk impor memenuhi standar keamanan sebelum berada di pasaran.” ujarnya.
Sebagai langkah untuk memperkuat tindakan pengawasan, pemerintah bisa lebih aktif dalam memeriksa dan mengambil sampel acak dari produk impor seperti anggur muscat. Setiap sampel yang diambil hendaknya diuji secara menyeluruh di laboratorium agar dapat memastikan kandungan residu pestisida aman.
Apabila ditemukan kandungan pestisida melebihi batas yang diizinkan, maka tindakan tegas harus dilakukan, termasuk menarik produk dari peredaran. “Pemerintah bisa menetapkan ambang batas maksimum residu pestisida berdasarkan standar dunia seperti dari WHO dan FAO,” tambah Dicky.
Selain itu, dia juga mengusulkan bahwa diperlukan transparansi pada pelabelan produk. Dengan adanya label yang jelas tentang asal dan pengawasan produk, konsumen bisa lebih hati-hati dalam memilih apa yang mereka konsumsi.
Langkah-langkah proaktif, seperti memperkuat regulasi pestisida, melakukan pemeriksaan secara berkala, serta memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai dampak bahan kimia dalam makanan sangat penting. Di masa mendatang, harapannya adalah pemerintah terus berinovasi dalam kebijakan keamanan pangan untuk menciptakan rasa aman bagi seluruh masyarakat. (*)
Berita Lainnya..
Menghindari Makanan Ultra-Proses untuk Kesehatan Optimal
7 Makanan Terbaik untuk Tingkatkan Kesehatan Penglihatan Anda
5 Jenis Teh Efektif Turunkan Berat Badan secara Alami