Soal Tanahan Tewas di Polrestabes Medan, Diduga Sebagai Aktor, Oknum Periwa Polisi diperiksa Paminal

KABAR DIGITAL, MEDAN — Setelah diberitakan diberbagai media massa, akhirnya 6 angota polisi Sat Reskrim Polrestabes Medan diperiksa Unit Pengamanan Internal (Paminal) Profesi dan Pengamanan (Propam) Polrestabes Medan.

Keenam anggota polisi ini diperiksa lantaran diduga terlibat dalam kasus penganiayaan yang menewaskan Budianto (42) warga Jalan Binjai Desa Sei Semayang Kecamatan Sunggal Deli Serdang Sumatera Utara.

Dari keenam anggota tersebut salah satunya berpangkat perwira, Panit Resmob Polrestabes Medan, Ipda Imanuel Dachi yang diduga sebagai aktor dibalik tewasnya tahanan Polrestabes Medan itu.

“Ada dugaan, kekerasan terjadi pada saat proses penangkapan. Kemudian, kami juga sedang melakukan pemeriksaan internal yang dilakukan oleh Paminal Polrestabes Medan terhadap anggota yang melakukan penangkapan pada saat itu. Supaya jelas, nanti mana kala memang ada dugaan pelanggaran kode etik maupun SOP dalam proses penangkapan. Kita akan menyesuaikan dengan ketetapan yang sudah dibuat secara internal,” sebut Kapolrestabes Medan Kombes Gidion Arif Setyawan, Kamis (26/12/2024) malam.

Berita Lainnya :  Ditutup Paksa Ormas, Pengusaha Es Kristal di Langkat Minta Pertolongan Sama Kapolri

“Totalnya, ada enam orang yang berada di lokasi. Iya, anggota Satreskrim Polrestabes Medan,” lanjut Gidion.

Meski begitu, Gidion belum memerinci penganiayaan yang terjadi pada saat penangkapan itu. Dia menyebut pihaknya masih mendalaminya.

“Nanti saya detailkan lebih pada proses pemeriksaan, kan nggak bisa juga dari keterangan anggota saya saja. Saya juga harus lihat CCTV, lihat keterangan saksi lain, harus komprehensif biar lebih jernih untuk melihatnya,” pungkasnya.

Sebelumnya, Panit Resmob Polrestabes Medan Ipda Imanuel Dachi mengakui mengamankan Budianto dan 2 oarang rekannya. Ia menegaskan bahwa dalam peristiwa ini, anak dan istrinya dalam keadaan terancam, sehingga dirinya mengambil sikap mengamankan tiga orang tersebut.

“Tiga orang kami amankan, sehubungan saya di TKP dan insiden ini melibatkan anak dan istri saya, kebetulan beberapa personel Sat Reskrim sedang bertugas melakukan penyelidikan di seputaran TKP, saya meminta bantuan dengan menghubungi mereka untuk mengamankan para pelaku. Tidak mungkin saya tinggal diam dan dari tangan ketiga nya kami amankan barang bukti senjata tajam. Bahkan setelah kami amankan, saya bersama istri melaporkan langsung kasus pengancaman disertai senjata tajam ini ke SPK,” tegasnya.

Berita Lainnya :  Menag Kecam Penembakan di New Zealand: Tak Berperikemanusiaan!

Saat ditanya soal tewasnya Budiono, Ipda I. Dachi mengaku bahwa sejak di tahan, siang harinya pelaku muntah-muntah dan sempat dilarikan ke rumah sakit oleh petugas.

“Siang nya, dari rekan Budiono yang kami amankan itu, kami dapat kabar bahwa penyakit asam lambung nya kambuh. Kalau tidak salah kemarin, jam tiga sore langsung dibawa ke RS. Bhayangkara dan hasilnya menurut keterangan dokter, ia harus di rawat inap. Kami juga baru dapat kabar tadi jam 11 siang bahwa pelaku yang sempat mengancam keselamatan keluarga saya telah meninggal dunia. Secara pribadi saya mengucapkan turut berdukacita kepada keluarga Budiono,” pungkasnya. (*)

Pos terkait