KABAR DIGITAL, PANDEGLANG – Proyek pembangunan di SMK 5 Pandeglang kembali menuai sorotan publik. Sejumlah kejanggalan di lapangan terungkap, mulai dari pekerja yang tidak dilengkapi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) hingga pengerjaan pondasi yang diduga asal-asalan.
Pantauan di lokasi, galian pondasi yang masih tergenang air langsung dipasang batu tanpa ada upaya pengeringan terlebih dahulu. Cara kerja seperti ini jelas berpotensi melemahkan kualitas bangunan dan bisa berdampak pada keselamatan pengguna di kemudian hari.
Kondisi itu langsung memantik reaksi dari berbagai pihak, salah satunya Soleh, Anggota Ormas Badak Banten Perjuangan. Ia menilai proyek yang menggunakan uang negara seharusnya tidak main-main dengan kualitas.
“Ini jelas pekerjaan yang diduga asal jadi. Kami sebagai kontrol sosial menyoroti serius proyek ini. Kalau dari awal saja sudah tidak sesuai teknis, bagaimana bangunan ini bisa kuat dan bermanfaat untuk jangka panjang?” tegas Soleh.
Tidak hanya ormas, masyarakat sekitar sekolah pun ikut bersuara. Mereka khawatir jika kualitas bangunan dibiarkan asal-asalan, maka anak-anak mereka sebagai pengguna langsung yang akan menanggung resiko.
“Sekolah ini kan untuk anak-anak kami belajar. Kalau bangunannya dikerjakan tidak benar, nanti yang rugi ya kami juga. Pemerintah harus tegas, jangan sampai ada permainan dalam proyek ini,” ujar salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Sementara itu, saat wartawan mencoba meminta klarifikasi, Amir selaku Humas Proyek Pembangunan SMK 5 Pandeglang memilih bungkam. Sikap diam ini semakin memperkuat dugaan bahwa ada sesuatu yang ditutupi dari pelaksanaan proyek tersebut.
Masyarakat berharap aparat terkait tidak tutup mata, karena kualitas bangunan pendidikan menyangkut kepentingan generasi muda dan harus dijaga sebaik mungkin.” (Jaka S)