Dindikbud Banten Mangkir, Wali Murid SMKN 17 Pandeglang Merasa Dikhianati

KABAR DIGITAL, PANDEGLANG – Suasana audiensi yang seharusnya menjadi ruang dialog terbuka antara masyarakat dengan pemerintah justru berubah menjadi kekecewaan mendalam. Komite dan perwakilan wali murid SMKN 17 Pandeglang bersama Ormas Badak Banten Perjuangan (BBP) DPC Kabupaten Pandeglang merasa dilecehkan karena Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Provinsi Banten tidak hadir dalam pertemuan yang sudah dijadwalkan.

Cecep, Ketua Ormas Badak Banten Perjuangan (BBP) DPC Kabupaten Pandeglang, menegaskan bahwa ketidakhadiran pejabat Dindikbud Banten adalah bentuk pelecehan terhadap aspirasi masyarakat.

“Kami datang dengan niat baik, membawa aspirasi orang tua murid yang resah dan keberatan dengan situasi yang terjadi di sekolah SMKN 17. Tapi pihak dinas justru mangkir. Ini sikap yang sangat tidak menghargai rakyat,” tegas Cecep dengan nada geram, Rabu (01/10/2025).

Berita Lainnya :  Penyaluran Beras 10 KG Di Desa Sumurlaban Berjalan Lancar

Menurutnya, sikap diam dan tidak responsif dari Dindikbud hanya memperburuk citra pemerintah. “Kalau urusan pendidikan saja abai, bagaimana nasib masa depan generasi Banten ke depan? Ini bukti bahwa mereka tidak punya komitmen nyata,” tambahnya.

Kemudian juga Wali murid menilai bahwa semua persoalan ini membutuhkan perhatian serius dari Dindikbud Provinsi Banten. Namun, mangkirnya pejabat dinas dari agenda audiensi justru seolah mempertegas dugaan adanya pembiaran.

Komite sekolah bersama ormas BBP tidak akan tinggal diam. Jika dalam waktu dekat tidak ada tindak lanjut mengenai informasi jadwal audiensi dari Dindikbud, mereka siap menggelar aksi demi memperjuangkan hak-hak anak didik.

“Kami akan tempuh cara lain, bahkan turun ke jalan jika perlu.Karena Kami tidak akan membiarkan anak-anak sekolah yang tengah menempuh pendidikan jadi korban kebijakan yang tidak berpihak kepada rakyat,” tegas Cecep.

Berita Lainnya :  Viral, Wanita Pekerja Salon Gagalkan Pencurian Sepedamotor

Kasus mangkirnya Dindikbud Banten dari audiensi ini dinilai menjadi cermin buram wajah pendidikan di provinsi yang baru saja memasuki usia 25 tahun. Alih-alih menunjukkan komitmen memperbaiki mutu pendidikan, yang muncul justru sikap abai dan enggan mendengar aspirasi masyarakat.”(jaka S)

Pos terkait